Cindy Leo: Omzet Bisa Lebih dari Rp100 juta
Cindy jeli melihat peluang bisnis dari pengalaman tidak menyenangkan yang pernah dia alami. Siapa sangka pengalaman tersebut justru membuatnya berpenghasilan ratusan juta per bulan.
Lahirnya sebuah ide bisnis cemerlang acapkali justru dari kebutuhan-kebutuhan sehari-hari yang urung terpenuhi. Mulai dari hal-hal sederhana yang ternyata memiliki demand pasar cukup tinggi. Makanan dan minuman sehat salah satunya. Belakangan pola hidup dengan makanan dan minuman sehat memang tengah melanda sebagian besar masyarakat Ibukota. Selain demi terhindar penyakit, pola makan sehat ini dipercaya dapat meningkatkan kesehatan sekaligus menurunkan berat badan. Nah, fungsi yang terakhir itu memang menjadi favorit banyak orang.
Sayangnya supply makanan dan minuman sehat di pasaran sering kali tidak imbang dengan permintaan. Ya, berbeda dengan di luar negeri seperti Australia atau Amerika, masih sulit mencari makanan dan minuman sehat di Indonesia. Kebanyakan yang beredar masih mengandung pengawet, gula tambahan, dan zat-zat kimia lainnya. Permasalahan inilah yang sering ditemui para pencinta hidup sehat, termasuk Cindy Leo.
Perempuan kelahiran Medan tahun 1988 ini sempat mengalami masa-masa obesitas dalam hidupnya. Untuk postur tubuh yang terbilang mungil, Cindy pernah mencapai bobot 65 kilogram. ”Dulu, saya gemuk dan pendek. Sampai sering diledek, siapa yang mau sama saya kalau gemuk. Dari situ, saya akhirnya rutin fitness dan menerapkan gaya hidup sehat sejak kuliah,” kisahnya.
Diet yang ia lakukan semasa kuliah adalah meminum jus buah dan sayur sebagai asupan nutrisi sehari-hari, dibarengi olahraga. Terbukti, kini berat badannya sudah proporsional. Sayangnya ketika kembali ke Indonesia, Cindy tidak bisa menemui jus seperti yang ia biasa minum, yakni jus detoks tanpa gula dan pengawet. Dari kisah inilah ia memutuskan memulai bisnis jus buah dan sayuran untuk detoks dan diet berlabel “Cold Press”.
Menariknya, konsep jus detoks Cold Press adalah yang pertama diperkenalkan di Indonesia. Pemahaman detoks di sini adalah tidak mengonsumsi asupan makanan padat apa pun saat menjalani terapi detoks jus selama jangka waktu yang ditentukan.
“Durasi program detoksifikasi ini terdiri dari 1 hari, 3 hari, dan 5 hari. Setiap harinya konsumen harus menghabiskan 6 botol jus,” terang Cindy.
Tiap botol jus, ia melanjutkan, bisa memakai sampai 1,2 kilogram sayur dan buah. Botol pertama yang diminum pagi saja terdiri dari 9 jenis buah dan sayuran. Jadi, kalau dalam 1 hari meminum 6 botol jus sama halnya seperti mengonsumsi 7,2 kilogram buah dan sayur. Selama proses detoksifikasi, konsumen juga tidak diperbolehkan mengonsumsi apa pun kecuali jus dan air putih. Gunanya adalah mengistirahatkan sistem pencernaan dan membersihkan tubuh.
“Saya lihat, di Indonesia belum ada yang benar-benar fresh juice dengan proses cold press. Dari situlah saya berpikir untuk menyediakannya untuk semua orang, karena kalau membuat sendiri tentunya susah. Sayur yang dipakai harus banyak sekali, dan pasti memakan waktu lama membuatnya,” papar dia.
Dengan investasi sekitar Rp500 juta yang didapat dari pinjaman orang tuanya, pada tahun 2014, Cindy mantap memilih bisnis cold press juice. Ia pun membeli mesin cold press dari luar negeri dengan kapasitas 70─90 liter jus per jam. Di bawah PT Cilix Bogatama, kini ia mampu memproduksi hingga 5.000 botol jus per hari.
“Yang pasti potensinya sangat besar, (omzet) bisa lebih dari Rp100 juta per bulan.”
Target market utama Cold Press tentu saja perempuan. Meski tidak tertutup kemungkinan laki-laki pencinta hidup sehat pun berminat mengonsumsi produk ini. Namun karena kaitannya diet dan berat badan, maka kaum hawalah yang dominan dibidik. Terkait SES, Cindy menyasar segmen A+, A, dan B+, mengingat banderol harga yang diberikan cukup tinggi, yakni mulai Rp35.000 per botol ukuran 500 mililiter.
Sejak didirikan tahun 2014 lalu, Cold Press sudah memiliki 16 varian rasa buah dan sayur dari produk jus detoks dan jus untuk memelihara kesehatan sehari-hari. Sejauh ini strategi marketing yang ia lakukan adalah membuka stan di bazar yang berkaitan dengan lifestyle dan kesehatan (JFW 2016) serta partnership dengan gym atau pusat kebugaran lainnya. Sementara soal promosi, Cindy mengaku masih memanfaatkan media-media online seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan website resmi www.coldpress.co.id.
Distribusi Cold Press hingga saat ini mencakup wilayah Jabodetabek, Surabaya, Medan, dan kota-kota besar lainnya. Penyebaran dilakukan via online dan modern market untuk B2C, misalnya di Grand Indonesia, Plaza Indonesia, Senayan City, Plaza Senayan, dan Pondok Indah Mal.
Soal omzet, Bachelor of Science in Food Science & Nutrition (Bsc), University of New South Wales, Australia, ini masih enggan menyebut angka pasti. Ia hanya memastikan sudah BEP dari modal awalnya. “Yang pasti potensinya sangat besar, (omzet) bisa lebih dari Rp100 juta per bulan,” tandas Cindy. (Majalah Marketing/Angelina Merlyana Ladjar)